Rabu, 19 Agustus 2009

DINAMIKA PERTUMBUHAN KOTA KENDARI DITINJAU DARI ASPEK PRASARANA TRANSPORTASI DARAT

DINAMIKA PERTUMBUHAN KOTA KENDARI DITINJAU DARI ASPEK PRASARANA TRANSPORTASI DARAT

OLEH
KELOMPOK II


AMSARULA G2F1 08 015

DARMAWAN G2F1 08 037

LA ODE ABD. HAMDAN H G2F1 08 066

WELLY LAWOLIYO G2F1 08 069



Abstrak

Kelompok Dua, Dinamika Pertumbuhan Kota Kendari Ditinjau dari Aspek Prasarana Transportasi Darat, Tugas Mata Kuliah Perencanaan Tata Ruag Wilayah Program Studi Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Universitas Haluoleo Kendari, dibimbing oleh DR. Ir. La Ode Muh. Magribi, MT.

Jaringan prasarana transportasi darat yang baik dapat memberikan dampak terhadap perekonomian dan mendorong percepatan pembangunan. Perkembangan prasarana transportasi darat di Kota Kendari saat ini semakin meningkat seiring dengan tuntutan akan pembangunan prasarana transportasi darat yang lebih memadai sebagai akibat meningkatnya jumlah kendaraan bermotor, dan pola pemukiman kota yang semakin menyebar.

Dari hasil analisa diperoleh gambaran bahwa pembangunan dan pengembangan prasarana transportasi darat di kota kendari mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2003 – 2007 dari yang semula panjang jalan teraspal 213,09 km pada 2003 meningkat menjadi 286,45 km di tahun 2007

I. Latar Belakang

Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi yang rnerupakan urat nadi kehidupan masyarakat mempunyai peranan penting dalam usaha pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kerangka tersebut, jalan mempunyai peranan untuk mewujudkan sasaran pembangunan seperti pemerataan pembangunan dan hasil-­hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan perwujudan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Pembangunan jalan dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat atas angkutan barang dan jasa (orang) yang aman, nyaman, dan berdaya guna benar--benar akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional mempunyai peranan penting terutama dalam mendukung ekonomi, sosial budaya, lingkungan, politik, serta pertahanan dan keamanan. Dari aspek ekonomi, jalan sebagai modal sosial masyarakat merupakan katalisator di antara proses produksi, pasar, dan konsumen akhir. Dari aspek sosial budaya, keberadaan jalan membuka cakrawala masyarakat yang dapat menjadi wahana perubahan sosial, membangun toleransi, dan mencairkan sekat budaya. Dari aspek lingkungan, keberadaan jalan diperlukan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Dari aspek politik, keberadaan jalan menghubungkan dan mengikat antar daerah, sedangkan dari aspek pertahanan dan keamanan, keberadaan jalan memberikan akses dan mobilitas dalam penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan.

Dalam rencana tata ruang wilayah Kota Kendari tahun 2000-2010 disebutkan bahwa Kota Kendari berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Kota (PWK) di wilayah Sulawesi Tenggara sebagai ibukota propinsi Sulawesi Tenggara, pusat kegiatan perekonomian serta pintu gerbang perdagangan dan jasa, pusat pendidikan dan pariwisata. Secara signifikan, sampai saat ini baru dapat melaksanakan fungsi dan peranan sebagai pusat pemerintahan (ibukota) propinsi Sulawesi Tenggara dan sebagai pusat pendidikan.

Kesenjangan antara harapan fungsi Kota dan kondisi aktualnya, salah satunya disebabkan kondisi sarana dan prasarana perkotaan yang minim termasuk ketersediaan prasarana transportasi darat. Kedepan diharapkan penataan sarana dan prasarana perkotaan akan terus ditingkatkan agar masyarakat Kota Kendari semakin memiliki tingkat aksesibilitas yang baik dalam rangka peningkatan kualitas hidup mereka.

II. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dinamika pertumbuhan Kota Kendari ditinjau dari aspek prasarana transportasi darat sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2007.

III. Manfaat

Berkaitan dengan latar belakang masalah diatas manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah :

(1) Untuk mengetahui dinamika pertumbuhan kota Kendari di tinjau dari aspek prasarana transportasi darat

(2) Sebagai bahan informasi dan evaluasi untuk kemajuan pembangunan di Kota Kendari khususnya pada sektor prasarana transportasi darat

IV. Tinjauan Pustaka

Menurut PP. Nomor 34 Tahun 2006 Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air serta diatas permukaan air kecuali jalan kereta api,jalan lori dan jalan kabel

Klarifikasi Jalan menurut Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan adalah sebagai berikut:

(1) Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.

(2) Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi.

(3) Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota

V. Landasan Teori

Menurut Jinca (2001), bahwa faktor yang berpengaruh pada tingkat pekembangan/pertumbuhan transportasi pada suatu wilayah adalah faktor geografis, ekonomi, teknik, sosial, politik, kemajuan peradaban manusia dan lingkungan.

Untuk pusat pelayanan distribusi dari beberapa daerah yang mempunyai keterkaitan pengembangan diperlukan adanya pusat distribusi sebagaimana yang diungkapkan oleh Poernomosidi dalam Adisasmita (1985) bahwa jasa distribusi merupakan unsur yang sangat penting darn dipelukan pusat-pusat kegiatannya yang disebut "Simpul jasa distribusi. Pusat distribusi ini diharapkan dapat memperlancar arus barang melalui perdagangan dan jasa angkutan. Kriteria untuk menyatakan tingkat pertumbuhan suatu daerah yaitu tingkat kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhannya, baik berupa kebutuhan hidup maupun kebutuhan usaha. Semakin tinggi tingkat kemudahan suatu tempat memenuhi berbagai kebutuhan manusia, berarti semakin kuat daya tariknya mengundang manusia dan kegiatan ekonomi ketempat tersebut. Sebaliknya, kemudahan memasarkan hasil produksi suatu daerah semakin memicu tingkat produksi yang dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pusat distribusi ini dapat memperlancar arus barang melalui perdagangan dan jasa angkutan, kriteria ini untuk menyatakan tingkat pertumbuhan suatu daerah yaitu tingkat kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhannya, baik berupa kebutuhan hidup maupun kebutuhan usaha. Semakin tinggi tingkat kemudahan suatu tempat untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia, berarti semakin kuat daya tariknya mengundang manusia dan kegiatan ekonomi ke tempat

tersebut. Sebaliknya kemudahan memasarkan basil produksi suatu daerah, semakin memacu tingkat produksi yang dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Kemudahan memperoleh berbagai jenis barang kebutuhan dan kemudahan memasarkan hasil produksi antar pulau dan antar Negara (ekspor-bnoor) yang dapat meningkatkan perdagangan, pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk apabila didukung adanya transportasi laut yang mengunjungi pelabuhan dan prasarana dan sarana transportasi darat yang memenuhi pennintaan keterpaduan antar transportasi laut dan darat ini semakin memperluas daerah pemasaran hasil komoditas dan industri sehingga seakan-akan dunia semakin sempit, seperti yang d1sampaikan oleh Bonson dan Whitehead (1999) dalam Santoso (1998).

Dari beberapa pendapat tentang peranan transportasi diatas menujukkan bahwa, sistem transportasi perlu mendapat perhatian khusus untuk dievaluasi perkembangannya, diawasi dan direncanakan agar dapat mengatasi masalah transportasi yang terjadi saat sekarang dan diprediksi beberapa waktu yang akan datang.

VI. Analisis Dan Pembahasan

6.1. Analisis data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah analisis deskriptif yaitu memberikan gambaran umum dan mengevaluasi table-tabel yang telah di susun

6.2. Pembahasan

Untuk wilayah perkotaan, transportasi memegang peranan yang cukup menentukan. Suatu kota yang baik dapat ditandai, antara lain dengan melihat kondisi transportasinya. Transportasi yang baik, aman, dan lancar selain mencerminkan keteraturan kota, juga memperlihatkan kelancaran kegiatan perekonomian kota. Perwujudan kegiatan transportasi yang baik adalah dalam bentuk tata jaringan jalan dengan segala kelengkapannya, berupa rambu-rambu lalu lintas, marka jalan, penunjuk jalan, dan sebagainya. Selain kebutuhan lahan untuk jalur jalan, masih banyak lagi kebutuhan lahan untuk tempat parkir, terminal, dan fasilitas angkutan lainnya. Perkembangan teknologi di bidang transportasi menuntut adanya perkembangan teknologi prasarana transportasi berupa jaringan jalan. Sistem transportasi yang berkembang semakin cepat menuntut perubahan tata jaringan jalan yang dapat menampung kebutuhan lalu lintas yang berkembang tersebut.

Transportasi mendukung perkembangan kota dan wilayah sebagai sarana penghubung. Rencana tata guna lahan kota harus didukung secara langsung oleh rencana pola jaringan jalan yang merupakan rincian tata guna lahan yang direncanakan. Pola jaringan jalan yang baik akan mempengaruhi perkembangan kota yang direncanakan sesuai dengan rencana tata guna lahan. Ini berarti transportasi mendukung penuh perkembangan fisik suatu kota atau wilayah.

Dengan meningkatnya urbanisasi, jumlah penduduk di perkotaan bertambah, yang berarti penggunaan kendaraan bermotor bertambah, dan berakibat dengan kemacetan lalu lintas, sehingga perlu dibangun lebih banyak jalan. Akibat meningkatnya jumlah penduduk di perkotaan, maka luas kota berkembang, sehingga jarak perjalanan juga bertambah. Smeed (1967) mengatakan, bahwa jarak perjalanan rata-rata berbanding lurus dengan akar kuadrat dari luas kota. Apabila jumlah orang yang melakukan perjalanan meningkat 100 kali, maka luas jalan yang dibutuhkan untuk tiap orang akan meningkat kira-kira 12 kali. Jadi dengan bertumbuhnya kota, diperlukan pula pembangunan lebih banyak jalan untuk kendaraan bermotor.

Tabel 1
Panjang Jalan Negara, Propinsi dan Kota
menurut Jenis Permukaan di Kota Kendari

Tahun 2003 - 2007

Tahun

Negara

Propinsi

Kota

Diaspal

Tidak

diaspal

Diaspal

Tidak

diaspal

Diaspal

Tidak

diaspal

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

2003

2004

2005

2006

2007

46,72

46,72

82,65

82,65

82,65

-

-

-

-

-

52,48

52,48

52,48

52,48

52,48

-

-

-

-

-

213,09

227,03

245,00

264,31

286,45

159,98

146,04

128,07

108,76

86,62

Sumber : Indikator Ekonomi Provinsi Sultra



Tabel 2
Kendaraan Bermotor Terdaftar menurut Jenis Kendaraan

di Kota Kendari Tahun 2003 - 2007



Sumber : Kota Kendari dalam angka

Bidang perhubungan darat banyak bergantung pada tersedianya ruas dan kualitas jalan yang memadai untuk memudahkan mobilitas penduduk dan lalu lintas barang dari suatu daerah ke daerah lainnya. Panjang jalan di Kota Kendari menurut klasifikasi dan statusnya dalam tahun 2004 termuat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Pada Tabel tersebut terlihat bahwa panjang jalan kota di Kota Kendari teraspal pada tahun 2004 tercatat sepanjang 227,03 km, mengalami perubahan dibanding panjang jalan tahun 2003. Sedangkan pada tahun 2005 panjang jalan kota yang teraspal bertambah menjadi 245 km. Demikian pula pada tahun 2006 dan 2007 panjang jalan kota yang teraspal bertambah dari yang semula sepanjang 264,31 km menjadi sepanjang 286,45 km

Demikian jumlah kendaraan bermotor umumnya mengalami peningkatan jumlah pada kurun waktu tahun 2003 hingga tahun 2007. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang cenderung meningkat di kota kendari menuntut adanya penambahan kapasitas dan kualitas jalan yang lebih baik.

Persebaran pemukiman dan perumahan dengan pola jaringan prasarana transportasi darat mempunyai hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Demikian pula dengan kondisi yang terjadi pada pola jaringan prasarana transportasi darat di kota kendari seperti yang yang di gambarkan dalam stadia perkembangan kota kendari dibawah ini:

Gambar 1. Stadia Kota Kendari

Awalnya pola pemukiman di kota kendari lebih banyak terkonsentrasi didaerah pelabuhan/kotalama dan daerah Mandonga, selanjutnya seiring dengan perkembangan kota pola pemukiman kemudian menyebar/meluas kearah selatan dan timur kota Kendari. Perubahan pola pemukiman yang terjadi di kota Kendari ini menyebabkan perlunya pengembangan pola jaringan prasarana transportasi darat guna mendukung tuntutan kebutuhan akan jaringan prasarana jalan yang lebih baik akibat perubahan pola pemukiman di Kota Kendari.


I. Kesimpulan

Sistem pengembangan prasarana jalan ke depan harus dilaksanakan dalam rangka menunjang pembangunan Ekonomi regional didaerah setempat. Perencanaan transportasi jalan dengan pendekatan kewilayahan (regional approach) adalah pembangunan transportasi yang berbasiskan potensi dan sumber daya daerah agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Pembangunan transportasi wilayahperlu mengacu pada arah pembangunan daerah, berwawasan lingkungan serta memenuhi kriteria-kriteria ekonomis, teknis dan financial.



DAFTAR PUSTAKA


____ , 2003, Kendari dalam Angka, Kendari.

____ , 2004, Kendari dalam Angka, Kendari.

____ , 2005, Kendari dalam Angka, Kendari

____ , 2006, Kendari dalam Angka, Kendari.

____ , 2007, Kendari dalam Angka, Kendari

Analisa Proyek Penataan Ruang Kota Kendari Tahun Anggaran 1999/2000

Indikator Ekonomi Provinsi Sultra

Jinca M.Y. 2001. Teknik dan Perencanaan Transportasi Laut. Fakultas Teknik UNHAS

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan

Poernomo B.2000. Pelabuhan dan Aspek Operasionalnya. Pelindo IV Makassar

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan



0 komentar: